Rabu, 17 September 2008

Labuhan Maringgai dengan sejuta keindahan yang terpendam

2 bulan saya menjadi warga desa Margasari, kec. Labuhan Maringgai lampung Timur, dalam program KKN Tematik yang diselenggarakan oleh Universitas Lampung Fakultas Pertanian. kami semua berjumlah 21 orang yang tersebar di beberapa dusun, saya bersama rekan saya M. Arif Setyawan di beri tugas untuk membuat kelompok tani budidaya kepiting. selama dua bulan berada disana banyak hal yang ingin saya bagi kesemua orang.... salah satunya ketika saya memulai pagi dengan bersyukur atas karuniaNya...untuk itu kami sering berjalan ketepi pantai sejak pukul 05.15 pagi hanya untuk menyaksikan kemunculan sang surya...hampir setiap pagi kami melakukannya, untuk menuju kesana saya dan kawan-kawan di pinjamkan sepeda "ontel" oleh warga setempat wahhh... udah kayak zaman perjuangan... nggoes sepeda tua penuh kenangan, kontras sekali dengan kehidupan metropolit yang biasanya saya lalui sehari-hari di Bandar Lampung. setelah mentari menyapa kami dengan hangat sinar paginya, kami melanjutkan perjalanan menuju tambak para petani dengan luas sekurang-kurangnya 2 Hektar. disana kami menikmati burung -burung walet atau bangau putih, bahkan elang hitam yang bertengger diatas pohon-pohon besar... kami menelusuri tambak menuju hutan bakau tepatnya disebut "Mangrove centre" daerah konservasi dibawk pengawasan pihak UNILA dengan luas kurang lebih 700 hektar. Sepanjang perjalanan hanya ada hamparan tambak membentang luas memantulkan cahaya pagi...atau dihari berikutnya kami melakukan pendampingan ke kelompok kepiting dengan pengontrolan kepiting yang di moultingkan di dalam basket khusus hasil kerjasama kami dengan pihak Perusahaan P.T Tiur Tonga Putra Lampung.
bila tugas kami hari itu selesai sejenak seorang kawan mengajak kami berlayar laksana seorang nelayan, mengitari pesisir pantai way Gambas dengan perahu sederhana namun dapat memuat para Mahasiswa KKN Tematik, dan hampir setiap sore kami berpamitan pada alam hanya untuk kembali keperaduan demi merenggangkan otot syaraf sejenak hingga esok pagi ayam memanggil dengan semangatnya mengajak kami pergi berpetualang menyusuri desa sederhana itu.(Bersambung)