Jumat, 17 Oktober 2008

Spektrum Khayalan


Pernah ku merasa gundah

Saat tepian waktu menepatkan barisan rapuh itu dihadapan

Segerombolan manusia tanpa warna

Mereka luluh diantara gontaian masa

Semakin pudar

Entah....

Karena rajutan lilin-lilin putih yang mulai redupkah

Atau hingar bingar sosok manusia lain yang

Terlalu angkuh untuk berhenti meski hanya

Sekedar menyapa

Hatiku sedikit lirih

Sesekali begumam

Hah...

Bahkan bayangankupun tak berani

Kuhadirkan dalam alur khayalan pengandaianku

Mungkin aku terlalu naif

Atau kondisi mereka yang terlalu...

Ingin rasanya menutup mata rapat-rapat

Berlalu tanpa harus melihat

Aku hanya pilu

Tak mampu berbuat banyak

Beraniku Cuma sebiji sawi

Bukan segumpal matahari yang mampu

Bersinar bahkan mebakar terik planet ini

Tiba-tiba lamunanku bertumpu di satu lini

Menerobos terowongan gelap dengan

percepatan sepersekian detik...

hup... dan aku tersentak

My GOD

Dibelakangku ?? depan?? Samping??

Mereka menyerangku

Tak membiarkan ku bernafas

Makin sesak

Mereka semakin banyak

Seratus, seratus satu, dua...

Aku tak dapat mengitung

Terlalu banyak

Mereka menjamah pakaianku

Menarik lenganku

Hingga... hah .. tanganku putus

Lalu memakannya

Sekejap darah segar mengalir

Tak berhenti disitu

Sekelompok yang lain menggamit kedua kakiku

Menariknya hingga putus

Yang tersisa hanya kepalaku

mereka membiarkannya pergi

Berharap sampaikan epik ini pada dunia

Pada konglomerat yang berhati melarat

Kepada aparat yang bertindak seenak jidat

Pada petugas yang tak pernah tegas

Dan

Kepalaku

Kembali sejurus bersama khayalan

Aku terperaanjat..

Terdiam tanpa jeda

Berfikir tanpa usai

Terduduk sambil mendapati pengemis tua yang berjalan menujuku

By: Nariez xhu dyne

Tidak ada komentar: