Sebelumnya aku memiliki sebuah pemikiran idealis terhadap skripsi yang akan kugarap, semangatku berapi-api ketika aku tahu bahwa tidak semua orang punya ambisi yang sama denganku.. setidaknya sebagian dari teman-temanku lebih berorientasi pada kecepetan pembuatan skripsi, yang penting cepat lulus. Sedangkan aku yang lebih tertantang pada kesulitan – kesulitan penggarapan skripsi berada bersebrangan ideologi dengan mereka.
Obesisiku sangat besar membuatku mengabaikan kritikan teman-teman, akutahu mereka mencoba ingin yang terbaik dariku, hanya itu, bagiku itu bukanlah sebuah masalah bagiku itulah wujud kecintaan mereka padaku sebagai sahabat tentunya
Namun ideologi ku makin rapuh sejak kumulai menghadapi kondisi yang tidak sesuai dengan langkah yang telah kurencanakan, akibatnya idoelogiku makin keropos, hal itu terbukti dengan vakum nya aku dalam dunia penelitian selama sebulan lebih, aku bahkan menghindari gedung B FP tempat dosen-dosen pembimbingku bernaung dan menerima jasa konsultasi untuk para mahasiswa yang haus akan ilmu tambahan diluar jam kuliah
Kadang aku berfikir inilah inrtermezo kehidupan dunia perskripsian, penuh dengan warna-warni tantangan , tidak hanya datang dari ekternal namun wilayah kerja hati yang mencakup pada bagian internal juga menjadi poin penting yang berpengaruh pada perkembangan skripsi masa depan.
Tapi inilah saatnya kutaklukan momok besar yang mengganggu fikiranku, skripi bagiku seperti perjalanan dakwah, hanya bedanya motto nya berbeda “ pangkalnya jauh ujungnya ada didepanku” .
Semangatku mulai bangkit, setelah pulang mengajar tadi sore kusempatkan berkeliling kampus yang kebetulan off dari segala rutinitasnya (karena sedang memperingati isra mi’raj), lebih lagi, sms dari kawanku yang menanyakan daftar pustaka beberapa sumber acuan tinjauan pustaka yang kubuat, ditambah kumpulan nashid yang kudengar malam ini…ah rasanya nyawaku terkumpul lagi, jiwa ku mulai kembali, otakku mulai bekerja otomatis mengomandoi semua system yang bekerja dalam tubuhku untuk kembali fokus pada dunia impian yang sempat kutinggalkan.
Aku tahu selama sebulan ini, Allah memberikanku banyak pelajaran, saat aku bersedih karena kegagalanku mendapatkan apa yang kucita-citakan, sampai hadiah kecil yang tak tak terduga sebagai kado ultahku sekaligus pelipur dukaku, semuanya memberikanku pelajaran berarti “bahwa, dibalik sebuah kesulitan Allah telah mempersiapkan puluhan kebaikan yang berlibat untuk kita selama kita menerima kesulitan itu dengan ikhlas”
Yang harus kutanamkan dihati saat ini adalah skripsi penting bagiku, sebagai estafet perjalanan hidupku, bila aku tidak bisa menyelesaikannya, berarti aku tidak bisa melaju ke episode kehidupan berikutnya, dimana akan ada puluhan atau ratusan kali lipat tantangan yang akan kutemui, karena itu aku harus terus bersemangat memacu energi positif yang mengalir dalam setiap nadiku.
Akhirnya aku temukan ruhul jaddid peneliti sejatiku, dimana idealismeku lahir dan bermula, aku tak ingin mimpi yang sudah lama kurancang rapi , berantakan begitu saja hanya karena riak ombak kecil yang menghempas tubuh ringanku.
Selamat datang harapan baru, aku hanya ingin terlahir menjadi sosok yang lebih berarti dari hari kemarin, setidaknya berarti bagi penelitianku.